Halaman

Rabu, 11 November 2009

PULANG


PULANG
“Mak, pokoknya aku mau pulang! Aku mau lebaran di rumah sama emak, sama Tina juga!.”

Suara Sahadi terdengar tegas dengan nada memaksa di telinga perempuan yang di sebut Emak itu. Walaupun asal suara itu dari telepon, tapi dapat Emak rasakan gelombang rindu yang menderu dari anak semata wayangnya Sahadi. Jauh dari lubuk hati terdalam, Emak pun amat sangat merindukan Sahadi. Semenjak pernikahannya dengan Marni, Emak merasa Sahadi sudah tidak lagi menjadi bagian dalam hidupnya. Tanpa maksud berburuk sangka sama mantunya, Emak merasa Sahadi kian jatuh dalam belengggu Marni, sampai peran Emak yang semestinya masih ada selayaknya Ibu, tak lagi kebagian jatah memerankan peran Ibu untuk Sahadi. Marni sudah menjadi sutradara dalam alur kisah rumah tangganya, Marni yang menyusun adegan, skenario dan jatah peran untuk masing-masing. Semakin hari, semakin terasa jarak yang sengaja di bentangkan Marni. Emak tidak bisa berbuat apa-apa. Sahadi amat sangat mencintai Marni, pikir Emak kalau Sahadi bahagia dengan Marni Emak pun turut merasa senang.