Hari ini adalah hari raya Idul Adha. Merupakan harapannya setiap tahun karena pada hari inilah Ina dapat menghapus rasa kangennya untuk melahap daging sapi yang dia suka. Ina tak seberuntung kita kawan, daging sapi adalah makanan langka bagi keluarga Ina. Setiap harinya Ina dan keluarga hanya bisa makan nasi dicampur garam dengan lauknya sepotong kerupuk, atau jika ada uang lebih bisa makan ikan asin dicampur sambel. Itu adalah menu andalan Ina sekeluarga. Sebenarnya makanan favorit Ina adalah sate daging sapi, namun menu itu hanya bisa dia santap jika di hari raya kurban. Itupun hanya dua tusuk saja karena dia harus berbagi dengan bapak, emak juga kedua abangnya. Namun itu sudah kebahagiaan yang tak terkira bagi Ina. Cukuplah setahun sekali untuk memupuk rasa kangen pada daging sapi.
Siang ini Ina yang sudah selesai solat Ied, bergegas lari menuju mesjid yang biasanya menjadi tempat pemotongan hewan kurban. Rasa gembiranya bertemu sapi sudah dia nantikan dari semalam. Ina pergi diam-diam dari rumah, karena dia yakin jika emak bapaknya tau pasti akan menegurnya. Walaupun hidup dengan kekurangan emak bapak selalu mengajarkan Ina dan abang-abangmya untuk menjadi orang yang mandiri, meminta bahkan mengemis adalah pantangan terbesar dalam prinsip emak dan bapak. Pernah suatu hari bang Said dimarahi bapak karena ketahuan meminta sepatu bekas pada temannya. Hari itu juga bang Said diminta bapak untuk mengembalikan sepatu pemberian temannya,
"Kalaupun hidup miskin kita jangan hidup menjadi pengemis! kalo ada yang memberi kita boleh terima, tapi jangan pernah meminta!"
Kata-kata itu sangat terngiang di kepala, makanya Ina tidak berani bilang kemana ia akan pergi siang ini. Ina tak ingin melewatkan kesempatan dia melahap daging sapi hari ini, yang sudah dinantinya dari lebaran Adha yang lalu.
***